Hawa
panas yang menerpaku begitu menginjakkan kaki di Sorong tidak mampu menghibur
hatiku, bahkan sekedar mengguriskan senyum terpaksa.
Ketika
hiruk pikuk masih terjadi, kegiatan mondar-mandir di rumah masih terlihat
jelas, terbersit kalimat yang kemudian membentuk pertanyaan sederhana. Apa
sebenarnya definisi dari meninggal? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), meninggal yaitu mati; berpulang. Mati apa? Berpulang kemana? ujar
batinku lagi. Ah, sederhana sebenarnya, aku saja yang membuatnya menjadi ribet.
“Setiap orang akan merasakannya. Ini hanya masalah waktu”, kata salah seorang
Om, adik Bapa, mencoba menghiburku. “Jika seluruh orang di kota Sorong mendo’akannya
belum tentu terkabul. Namun, jika anak-anaknya yang mendo’akan, insyaAllah
doanya akan dijamah Allah”, sambungnya lagi.
Beberapa
hari ini Bapa memang tidak terlihat sedang melakukan aktivitas di perusahaan
maupun di rumah. Bapa memang sedang cuti, tapi tidak berada di rumah. Beliau
tidak sedang duduk di kursi kesayangannya di dapur sambil melihat ke luar rumah
melalui jendela, tidak sedang duduk di teras rumah sambil berbagi kisah dengan
istri atau anak-anaknya, tidak sedang menonton televisi dengan volume yang
sengaja dibesarkan, tidak sedang mendirikan sholat, tidak sedang makan dengan
lahap, atau tidak sedang mengomentari hal-hal kecil yang dilakukan di dalam
rumah. Beliau telah beristirahat untuk semua hal seperti itu.
Gerhana
bulan, biografi yang belum rampung hingga kini, tangis tanpa alasan, hingga
kekhawatiran yang tidak jelas. Ah, aku benar-benar tidak menyadarinya.
Hilang
sudah tiga deretan nomor dalam daftar list mimpi besarku. Hilang bukan karena
telah tercapai, bukan karena tertunda, tapi karena benar-benar tidak akan
terjadi.
Bapa
telah dijemput dengan pesawat pribadi beliau, menuju tujuan akhir yang
benar-benar akhir dengan sebelumnya menunggu di bandara untuk transit sebentar.
Hanya sebentar, sebelum setiap orang juga menyusulnya.
Dan inilah duka pertamaku.
Seeppp...
BalasHapusTeruslah menulis dan menulis,,,,
mudah2an bisa jadi seorang inspirator besok nanti,,
aamiin....
ga pengen jadi inspirator ary hehe.
BalasHapus