9
Juli 2012. Detik jarum jam baru saja menandakan pergantian hari ketika angka 2
dan 0 secara spontan melilit tubuh sahabat baik saya, Okky, dan akan terus
begitu selama setahun kedepan. Menjadi wanita dewasalah ia sekarang, matang
dalam berkepribadian, cakap dalam bertindak. Saya menyayanginya.
Terkenal
dengan gelar “Ratu Depil”-nya maka saya dan sahabat saya yang lainnya cukup
berputar otak untuk memeriahkan tanggal diatas. Semalaman saya membahas rencana
ini dengan Ria dan Nisa, dan keduanya kemudian berhenti membalas sms saya –atau
mungkin hape saya yang jatuh sakit-. Dengan ditundanya smsan yang seharusnya
terus berjalan, maka saya menarik sebuah kesimpulan bahwa kadonya berupa ini
dan acara surprise akan seperti ini itu dan sebagainya. Sekali lagi, kesimpulan
versi saya.
Keesokan
harinya, kami semua berkumpul di kampus –tanpa Mae- tapi dengan rentang waktu
yang berbeda. Angga, Paul, Tatu, Nisa, dan Okky masih berpikir dengan “correct or incorrect” ketika saya dan
Ria kembali ke kosan untuk meng-copypaste beberapa foto yang akan kami jadikan
kado untuk si pemilik 9 Juli. Beberapa foto terkumpul sudah. Setelah
berkeliling di pasar dan mata melirik-lirik mencari benda yang dimaksud sambil
terus berdiskusi via mobile phone dengan yang lain, maka acara surprise semakin
matang. Sedikit berbeda dengan kesimpulan saya semalam. Tapi bukan masalah.
Karena tujuan utama saat ini ialah memojokkan si Ratu Depil yang biasa
megeluarkan jurus devilnya untuk orang lain.
Maka
matanglah surprise kami J
Begitu
adzan Magrib selesai berkumandang, kami memasuki rumah Angga dan terdengar lagu
yang tidak asing lagi. Happy Birthday
Okky, Happy Birthday Okky.. Okky,
sahabat saya yang peka ini sempat kaget, kemudian terharu dan sedikit
menjingkrak bahagia sambil terus tertawa. Sebelum lilin ditiup, Okky sedikit
berkomat kamit membacakan mantra yang hanya dia dan Allah yang tahu. Semoga
terkabul, ky J
Kemudian
kami berpelukan dengannya dan mengucapkan selamat berganti umur.
Yang
sukses dari surprise kami kali ini ialah Okky tidak sama sekali menyadari
tingkah laku kami selama seharian yang terbilang cukup aneh. Tatu yang katanya
tiba-tiba rapat di gedung G dan Paul yang kemudian menghilang. Lalu saya dan
Ria yang harus menghadiri suatu kegiatan. Maka Nisa dan Angga menjadi penahan Okky
untuk tetap berada di dekat mereka.
Setelah
proses haru terlewatkan, maka ruang tamu seketika berganti suasana dengan
abjad-abjad yang dipadu menjadi kalimat asing. Yup, tugas bahasa Inggris.
Dengan dilalui perdebatan panjang dan beruntun maka selesailah sudah tugas
sepuluh nomor yang menjadi kewajiban mereka. Salah besar jika ada yang
membayangkan kami terdiam, fokus, dan penuh konsentrasi selama proses
pengerjaan tugas, salah besar. Kami tetap tertawa terbahak-bahak, saling adu
argumetasi yang sebagian besar tidak berhubungan dengan tugas, lalu tertawa
lagi. Inilah kami.
Setelah
bergulat dengan kalimat asing yang katanya membuat Nisa bingung dan akan
disusul dengan tawa dari Ria, maka kami mengganti suasana dengan kartu uno.
Kewajiban bagi setiap orang untuk ikut duduk dan membuat lingkaran lalu berpikir keras untuk secepatnya menghabiskan
beberapa lembar kartu ditangannya. Taburan bedak di wajah dengan berbagai motif
menjadi hukuman untuk yang kalah. Maka kami duduk melingkar. Berpikir keras.
Serius. Hening.
Lalu
keluarlah Tatu sebagai finalis pertama yang entah ikhlas atau tidak merelakan
wajahnya untuk dijadikan dasar sebagai motif menarik hasil kreativitas yang
lain. Yah, dan kami memang berbakat untuk memberikan motif. Disusul Ria dan
Nisa. Korban-korban finalis berikutnya. Empat putaran kartu uno cukup membuat
kami terbahak-bahak bersama.
Malam
kami ditutup dengan makan bersama, traktiran dari yang punya hajatan, sebut
saja Okky J
Maka,
persahabatan inilah yang saya rindukan. Tanpa pamrih, tulus, memberi semaksimal
mungkin, menerima apa adanya.
Sahabatku,
ijinkan saya mengisahkan kepada dunia mengenai salah satu dari sekian banyak
kegiatan kita yang menarik dan menyenangkan dan mungkin hanya akan terjadi pada
kelompok kita, hanya terjadi sekali, dan kemudian terkenang selamanya.
Cc:
Nilawati Pangulu, Anggraini Purwita Sari, Fauliana Kartika, Anisa Puspita Utaminingsih, Ria Septiyanthy, Astri Kurnia, Fitriatu Zakiah,Okky
Yuliana Muslimah.
Love
you all :*



Tidak ada komentar:
Posting Komentar