Rasanya jatuh cinta itu indah. Kayak makan es krim coklat sama bakso,
nikmatnya gak tertandingi. Jatuh? Gak, gak. Bukan jatuh kayak spiderman yang
nempelin jaringnya ke gedung-gedung bertingkat trus terbang ke bawah. Atau kayak
anak kecil yang kakinya kesandung batu trus langsung berubah posisi. Jatuh itu
kan identik sama gaya gravitasi, pasti posisi akhir dibawah atau minimal
sederajat sama tanah. Teman saya pernah bertanya, “Nil, tau rasanya jatuh cinta
gak?” Aku dengan santai ngejawab, “Tahu. Rasanya kayak permen nano-nano,
tersedia berbagai pilihan rasa”.
Jatuh cinta. Ah, ngebahas yang satu ini butuh lebih banyak inspirasi.
Nulis artikel, puisi, cerpen, sepertinya masih kurang mewakili isi hati.
Jatuh cinta. Aku merasakannya sekarang !!
Awalnya hanya sekedar tertarik atau iseng. Beneran gak lebih. Karena
tertarik jadinya penasaran, karena penasaran aku dengan ikhlas hati menelurusi
seluk beluknya. Dia terlingkar manis dipergelangan tangan senior di jurusanku.
Ah, bentuknya awalnya biasa, simple, bahkan terkesan ‘murah’. Tapi coba liat
dengan saksama, dia mengeluarkan banyak warna kalo ditekan salah satu
tombolnya. Sungguh, aku jatuh cinta padamu, jam tangan nyala-nyala!!
Cinta pada pandangan kedua,
setelah kau mengeluarkan cahaya unikmu. Rasa untuk memilikimu lebih besar
dibandingkan apapun, bahkan mungkin sedikit lebih besar dibandingkan naik
kereta api bawah tanah. Jatuh cinta itu memang banyak rasanya, dan sekarang
yang aku rasakan hanya pahit, sekedar pahit. Belum pernah rasanya aku menginginkan
sesuatu sebesar ini, seingin keinginan ini. Semoga kau, yang saat ini ‘terikat’
tanpa bukti dengan orang lain, atau kau yang masih menungguku diantara berbagai
pilihan yang ada, masih tetap ingin menungguku. Sungguh, aku benar-benar
menginginkanmu, jam tangan nyala. Wait for me, please !!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar