Sabtu, 28 April 2012

'Eropa'-ku


Eropa. Benua Eropa katanya benua terkecil kedua setelah benua Australia dengan luas wilayah sekitar 10.600.000 m2. Dibandingkan dengan luas Asia, angka segitu emang gak ada apa-apanya ^^. Luas benua Asia hampir sepuluh kali lipat dari luas Eropa, tapi masih banyak juga kan warga negara Indonesia yang 'setia' di Asia tetap pengen injakkan kaki di sana, termasuk saya !!

Kalo bicara Eropa, jadi ingat perjanjian – atau mungkin taruhan - sama kakak saya, Lili. Pas lagi iseng searching tentang apa gitu, saya ngomong ke kakak, “k’, ke Eropa yuk”. K’Lili langsung menjulurkan tangan sambil berkata manis, “sampai bertemu lagi di Eropa”. Jadi mungkin dalam hal ini, saya dan k’Lili punya kesamaan, sama-sama mau mengunjungi dan menginjakkan kaki di Eropa. Itu mengenai Eropa dan k’Lili. Lain lagi dengan Mama. Suatu ketika saya duduk dan membahas apa saja yang bisa dibahas dengan Mama. Tiba-tiba kami terdiam, lalu saya mengucapkan kalimat dengan spontan “Ma, ke Eropa yuk”. Mama dengan tidak kalah spontan menjawab, “Ayo. Siapkan baju sekarang, ajak saudara-saudaramu yang lain”. Saya terdiam, lalu kami berdua tertawa bersamaan. Hahaha.. Pernyataan yang berbanding terbalik dengan k’Lili.
‘Eropa’ku bermula ketika k’Lili mendapat tawaran kuliah S-1 di Jerman dengan biaya 200juta. Dengan bantuan dari pihak sekolah, mungkin, k’Lili bisa menikmati indahnya belahan dunia lain. Namun hal ini tidak disetujui Bapa, karena biaya pastinya. Bapa hanya menawarkan kuliah di Indonesia. Ah, k’Lili yang bisa dikategorikan anak  kesayangan saja tidak mendapat restu ke Jerman, apalagi saya *cengceng ==”* ‘Eropa’ku kembali muncul ketika sahabat baikku, dengan takdirnya yang luar biasa, Rida, berhasil kuliah di Jerman setelah beberapa tahun mendapat bimbingan di Indonesia. Subhanallah banget banget, sahabat saya kini telah mampu beradaptasi dengan baik di Jerman.
 Itu sekilas cerita mengenai ‘Eropa’ku dan orang lain. Sekarang fokus ke kepemilikan sepihak  ‘Eropa’ku. Mimpiku untuk ke Eropa tidak berhenti ketika k’Lili tidak mendapat restu karena biaya, atau karena sahabat baikku yang telah mendahuluiku bemain-main di sana. Mimpiku masih tetap ada, masih sering bergentayangan dikamar, dan menuntut untuk dikabulkan. Tenang, it’s just a matter of time. Cepat atau lambat saya juga akan menyusul Hanum dan Rangga dan mungkin juga akan menulis cerita perjalananan *mungkin J*
Hal pertama yang harus saya siapkan mungkin, visa. Sempat googling beberapa hari sebelumnya, ternyata visa di Eropa berlaku untuk beberapa negara yang tercatat sekalipun tempat pas daftar visa kita hanya satu negara. Contoh, saya daftar visa di kedutaan Belanda, nah kalo udah punya visanya, saya bisa ke beberapa negara lain di Eropa, seperti Jerman, Austria, Denmark, Prancis, Portugal, dan beberapa negara hebat lainnya.  Amazing. Negaranya gak kepisah lautan, mungkin bisa sepedaan ke negara lain :D. Nah, untuk nama visanya sendiri cantik banget, Schengen Visa.
       Girangnya hatiku. Dengan schengen visa ini, pastinya biaya juga bisa lebih hemat dan terkendali. Setelah visa ditangan, hal-hal berikutnya bisa saya renungkan sendiri lagi nanti. Mungkin baju, oleh-oleh, atau entahlah. Kita lihat saja nanti.
Ada beberapa alasan mendasar lain yang menarik minat dan raga saya ke Eropa, tapi tidak *baca:belum* saya tuangkan ke tulisan ini sekarang. Mungkin nanti, setelah info yang sedang saya telusuri memiliki titik terang. Semoga J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar